Laman

Rabu, 04 November 2015

SARINAH ~ Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia

SARINAH ~ Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia
JUDUL BUKU : SARINAH ~ Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia
 PENGARANG : Ir. Soekarno (Alm.)
PENERBIT : Kerjasama Yayasan Bung Karno dan Media Pressindo
JUMLAH HALAMAN : Viii + 336 halaman
Harga : Rp. 95.000,-
Yang Berminat Pemesanan bisa sms / inbox ke
Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : 52899683
BULAN-TAHUN TERBIT : 2014
DAFTAR ISI
Sekapur Sirih  – iii
Surat Pendaftaran Ciptaan – iv
Daftar Isi – v
Kata Pendahuluan – viii
BAB I
Soal – Perempuan – 1
BAB II
Laki-laki dan Perempuan  – 13
BAB III
Dari Gua ke Kota  – 43
BAB IV
Matriachat dan Patriachat – 91
BAB V
Wanita Bergerak – 147
BAB VI
Sarinah dalam Perjuangan Republik Indonesia – 251
RESENSI BUKU
Buku ini merupakan kumpulan gagasan dan pemikiran Ir. Soekarno mengenai wanita. Sebenarnya Ir. Soekarno telah memiliki maksud sejak lama untuk menulis buku ini. Namun, banyak sekali sebab yang membuat hal tersebut tidak terjalankan. Barulah setelah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,
Ir. Soekarno menyegerakan untuk menulis buku ini. Selain menulis buku, Ir. Soekarno juga membuka kursus-kursus untuk wanita di Yogya yang dibantu oleh Mualiff Nasution. Mengapa diberi nama “Sarinah”? buku ini dinamakan Sarinah sebagai tanda terima kasih Ir. Soekarno kepada pengasuh saat beliau kanak-kanak. Mbok Sarinah. Ia banyak membantu ibu Soekarno. Dari mbok Sarinah, Soekarno banyak menerima rasa cinta, rasa kasih. Dari mbok Sarinah, Soekarno banyak mendapat pelajaran mencintai “orang kecil”. Dia sendiri pun “orang kecil”, tetapi budinya selalu besar! Moga-moga Tuhan membalas kebaikan Sarinah itu!

Perempuan itu tiang negeri. Manakala baik perempuan, baiklah negeri. Manakala rusak perempuan, rusaklah negeri.Soal perempuan bukan merupakan tentang perempuan saja, melainkan masyarakat. Soekarno banyak mengkritisi dan mengupas satu persatu paradigma dalam masyarakat dan pandangan kaum laki-laki tentang perempuan.Laki-laki dan Perempuan. Perbedaan fisik dan susunan tubuh perempuan dan laki-laki. Perbedaan itu tidak lain adalah untuk tujuan kodrat alam yaitu mengadakan keturunan dan memlihara keturunan. Selain itu perbedan psikis antara laki-laki dan perempuan adalah perbedaan jiwa. Prof Heyman menuturkan bahwa perempuan lebih lekas tergoyang jiwanya, lebih lekas marah tapi lekas cinta lagi dari laki-laki, lebih lekas kasihan, lebih lekas percaya, lebih suka anak-anak. Dengan hal tersebut tidak lantas membuat ketajaman otaknya kalah dengan laki-laki. Banyak penelitian yang telah membuktikan hal tersebut. banyak peneliti yang melakukan riset penghitungan volume otak perempuan dan laki-laki. Memang benar ketika dihitung berat otak laki-laki memang lebih besar, namun hal tersebut berbanding dengan berat tubuh laki-laki yang juga besar. Setelah dihitung didapatkan bahwa otak perempuan rata-rata 23,6 gram per kg tubuh dan laki-laki rata-rata 21,6 gram per kg tubuh. Kwalitetnya sama, ketajamannya sama, kemampuannya sama hanya kesempatan-bekerjanya yang tidak sama, kesempatan-berkembangnya yang tidak sama.Perempuan tempatnya ke sisi priuk nasi, pancai gula, penerima zat anak, pengandung zat anak, melahirkan anak, pelampiasan syahwat semata. Dulu sebelum ilmu kedokteran berkembang, tak terhitung ratusan ribu hingga jutaan perempuan meninggal saat proses melahirkan. August Bebel mengatakan bahwa dalam sejarah manusia, jika dijumlahkan lebih banyak perempuan yang melepaskan jiwanya diatas padang kehormatan melahirkan bayinya, dibanding para lelaki yang melepaskan jiwanya diatas padang penghormatan peperangan.Soekarno mengajak pembaca untuk mempelajari sejarah tentang perjalanan hidup manusia yang dimulai ketika kehidupan manusia masih berburu binatang, nomaden, berpindah dari tempat satu ke tempat lain sampai berubah menjadi kehidupan masyarakat yang sudah menetap, memiliki rumah, bercocok tanam, memiliki sistem hukum, pemerintahan dll tentu dalam proses dan tahapan panjang ini tak luput dari perjuangan seorang perempuan. Naik turun kedudukan perempuan dalam masyarakat turut mewarnai peradaban manusia sehingga sampai pada tahap seperti sekarang ini.Dalam bukunya ini, Soekarno menuangkan keluasan ilmunya dengan baik. Soekarmo mengajak pembaca mengenal lebih banyak tokoh dunia, teori tentang perempuan, pendapat-pendapat tentang perempuan hingga kebiasaan-kebiasaan dan keyakinan-keyakinan yang dianut oleh masyarakat tentang perempuan. Soekarno juga menjelaskan tentang kedudukan perempuan dalam berbagai agama, misalnya islam, kristen, budha dll.Dalam buku ini, menceritakan banyak sekali gambaran-gambaran wanita baik di daerah-daerah di Indonesia maupun di dunia. Seperti sebuah kisah tentang seorang laki-laki dan perempuan yang baru saja menikah, seminggu kemudian laki-laki tersebut datang ke rumah membawa seorang sundal dan menjadikan istrinya sebagai pelayan atas kesenangan dirinya dan sundal tersebut. Sang istri  duduk di depan pintu kamar dengan tangisan air mata di pipi yang terus menetes dan harus siap bila-bila ada panggilan dari suami atau sundal tersebut. Lain lagi cerita tentang Geisha yang ada di Jepang. Di Negara yang sudah maju seperti itu pun masih banyak ketidakadilan terhadap perempuan. Dahulu banyak sekali dijumpai para gadis bahkan anak-anak yang sengaja dijadikan sebagai Geisha oleh bapak mereka. Sebuah keluarga miskin akan tetap terselamatkan jika ia masih mempunyai seorang anak perempuan. Karena dialah yang nantinya akan menyelamatkan perekonomian keluarganya. Artinya kemodernan tidak selamanya dibarengi dengan penjunjungan derajat perempuan.
Tatkala perempuan di dunia barat sudah sadar, sudah bergerak, sudah melawan, maka perempuan di dunia timur masih saja diam-diam menderita pingitan dan penindasan dengan tiada protes sedikitpun juga.Di dunia barat pertama-tama terdengar semboyan “perempuan, bersatulah!”  dari mulut Katharina Brechkovskaya pertama-tama terdengar seruan, “Hai wanita Asia, sadar dan melawanlah!”. Dengan hal tersebut pula tak lantas membuat kita para perempuan Indonesia mengoper dan melaksanakan semuanya, kita harus pelajari lebih dahulu dalam-dalam segala cita-cita dan segala sepak terjang pergerakan-pergerakan perempuan di Barat. Kita pelajari, kita sesuaikan dengan kepribadian bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tiada aksi revolusioner, jika tiada teori revolusioner.Teori tak disertai perbuatan, tiada tujuan pembuatan, perbuatan tiada pakai teori, tiada berarah tujuan.Teori tak dengan perbuatan, mati! Perbuatan tak dengan teori, ngawur! Terutama sekali para pemimpin, para penunjuk jalan, para pemegang obor, harus memahami ilmu.Dapatkah orang memimpin dengan baik, menunjukkan jalan kepada rakyat, mengkobar-kobarkan semangat rakyat, mengerahkan tenaga bekerja dan tenaga perjuangan rakyat, mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan mengorbankan sesedikit-sedikitnya bila orang tidak tahu jalan apa yang harus dilalui, cara-cara apa yang harus dipakai, tujuan-tujuan apa yang harus dituju? Dapatkah orang memimpin dengan baik, bila tidak dengan tuntutan ilmu? Dapatkah orang memimpin dengan baik, bila ia sendiri tidak tahu jalan?
Pada lembaran-lembaran akhir buku ini, Ir, Soekarno menitipkan pesan. Dan kamu, kaum wanita Indonesia, akhirnya nasibmu adalah di tangan kamu sendiri. Saya telah memberi peringatan kepada kaum laki-laki untuk memberi keyakinan kepada mereka tentang hargamu dalam perjuangan, tetapi kamu sendiri harus menjadi sadar, kamu sendiri harus terjun mutlak dalam perjuangan.Dan didalam perjuangan yang garis-garis besarnya telah saya guratkan dimuka tadi, bantu-membantu mutlak antara  laki-laki dan perempuan harus diselenggarakan benar-benar. Syarat mutlak bagi kemenangan revolusi nasional ialah persatuan nasional tentu juga mengenai hubungan laki-laki dan perempuan.Janganlah meletakkan titik berat kepada mengemukakan tuntutan-tuntutan feministis dan melupakan tuntutan-tuntutan perjuangan membela kemerdekaan Indonesia. Sebaliknya, adakanlah penggabungan tenaga antara perempuan dan laki-laki sehebat-hebatnya, adakanlah perjuangan nasional yang sebulat-bulatnya.Laki-laki dan perempuan kesatu tujuan, tiada satu tenagapun yang tercecer. Janganlah menentang satu sama lain, tetapi berjuanglah bahu-membahu serapat-rapatnya membela kemerdekaan nasional.Semua. Semua tenaga harus diarahkan sesatu tujuan arah, kesatu tujuan revolusioner.Wanita Indonesia, kewajibanmu telah terang! Sekarang ikutilah serta mutlak dalam usaha menyelamatkan Republik dan nanti jika Republik telah selamat, ikutilah serta-mutlak dalam menyusuun Negara Nasional.Jangan ketinggalan di dalam Revolusi Nasional dari awal sampai akhir, dan jangan ketinggalan pula nanti di dalam usaha menyusun masyarakat keadilan sosial dan kesejahteraan sosial.Didalam masyarakat keadilan sosial dan kesejahteraan sosial itulah engkau menjadi wanita yang bahagia, wanita yang merdeka!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar