Judul : Budaya Populer sebagai Komunikasi
Penulis : Idi Subandy Ibrahim
Cetakan : Kedua, Maret 2011
Ukuran : 15x23
Tebal : xxxviii + 420 hlm
ISBN : 979-3684-90-9
Deskripsi:
Apakah ‘budaya pop’ itu? Topik seriuskah? Buku ini meneliti pelbagai topik hangat (pornografi, erotisme); isu sosial (anak muda, anak-anak, pendidikan), gaya hidup dan identitas—semuanya dikaji dalam konteks Indonesia kontemporer lewat lensa ilmu-ilmu sosial.
Ideologi abad informasi memang telah mengejewantah menuju era baru untuk membangun dominasi lewat penguasaan saluran artikulasi bagi masyarakat modern. Prinsip kolonialisasi atau dominasi yang ditancapkan media begitu rapi namun bersifat degil. Media dengan wajah cantik dan indah, mampu tampil memikat setiap orang. Dalam globalisasi media terdapat koloniasasi kesadaran atau tirani kognitif. Dalam jangka waktu panjang, masyarakat akan merasakan luka kronis dalam rahim kebudayaan akibat dominasi atau hegemoni kesadaran tersebut.
Di abad digital ini, traditional media culture tengah mengalami transformasi ke dalam digital media culture dan visual media culture. Kebiasaan orang dewasa ini adalah nongkrong didepan televisi dan berselancar didepan internet. Sebagaimana disebut oleh Don Tapscott dalam Growing Up Digital, sebagai `generasi net` atau bahasa Brian Brooks: `generasi visual`. Maka ditengah kehidupan abad ke 21 yang penuh dengan teknologi, buku ini tepat dibaca dengan harapan masyarakat tidak panik dan mampu berlindung diri dari tekno-kapitalisme yang mencengkram menusuk budaya lokal secara perlahan.
"Buku ini membuktikan bahwa Indonesia memang tidak luput dari perkembangan global. Dari pandangan saya sebagai seorang Indonesianis, yang paling penting, dan menyenangkan, bahwa hampir semua esai dalam buku ini diwarnai dengan banyak case study atau contoh jitu dari konteks Indonesia. Gaya lokal Idi ini mengingatkan kita bahwa konteks Indonesia, dan teks-teks budaya Indonesia, bisa lebih membuka panda-ngan dunia Barat."
Penulis : Idi Subandy Ibrahim
Cetakan : Kedua, Maret 2011
Ukuran : 15x23
Tebal : xxxviii + 420 hlm
ISBN : 979-3684-90-9
Deskripsi:
Apakah ‘budaya pop’ itu? Topik seriuskah? Buku ini meneliti pelbagai topik hangat (pornografi, erotisme); isu sosial (anak muda, anak-anak, pendidikan), gaya hidup dan identitas—semuanya dikaji dalam konteks Indonesia kontemporer lewat lensa ilmu-ilmu sosial.
Ideologi abad informasi memang telah mengejewantah menuju era baru untuk membangun dominasi lewat penguasaan saluran artikulasi bagi masyarakat modern. Prinsip kolonialisasi atau dominasi yang ditancapkan media begitu rapi namun bersifat degil. Media dengan wajah cantik dan indah, mampu tampil memikat setiap orang. Dalam globalisasi media terdapat koloniasasi kesadaran atau tirani kognitif. Dalam jangka waktu panjang, masyarakat akan merasakan luka kronis dalam rahim kebudayaan akibat dominasi atau hegemoni kesadaran tersebut.
Di abad digital ini, traditional media culture tengah mengalami transformasi ke dalam digital media culture dan visual media culture. Kebiasaan orang dewasa ini adalah nongkrong didepan televisi dan berselancar didepan internet. Sebagaimana disebut oleh Don Tapscott dalam Growing Up Digital, sebagai `generasi net` atau bahasa Brian Brooks: `generasi visual`. Maka ditengah kehidupan abad ke 21 yang penuh dengan teknologi, buku ini tepat dibaca dengan harapan masyarakat tidak panik dan mampu berlindung diri dari tekno-kapitalisme yang mencengkram menusuk budaya lokal secara perlahan.
"Buku ini membuktikan bahwa Indonesia memang tidak luput dari perkembangan global. Dari pandangan saya sebagai seorang Indonesianis, yang paling penting, dan menyenangkan, bahwa hampir semua esai dalam buku ini diwarnai dengan banyak case study atau contoh jitu dari konteks Indonesia. Gaya lokal Idi ini mengingatkan kita bahwa konteks Indonesia, dan teks-teks budaya Indonesia, bisa lebih membuka panda-ngan dunia Barat."
Dr. Marshall A. Clark School of International and Political Studies Deakin University, Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar