Elegi Negeri Seribu Ombak, Kumpulan Sajak
Judul : Elegi Negeri Seribu Ombak, Kumpulan Sajak
Pengarang : Eko Suryadi WS
Prolog : Jamal T. Suryanata
Epilog : Faruk
Tebal : xxxiv + 84 halaman
Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Cetakan : I, Maret 2010
ISBN : 978-979-16848-2-8
Penerbit : Frame Publishing
Harga : Rp. 25.000,-
Yang Berminat Pemesanan bisa sms / inbox
Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : 52899683 / WA:088802811233
Kendati secara historis aku dan kau berbeda, tetapi dalam konteks personalitas sajak-sajak Eko Suryadi WS esensinya “sama” dan “setara”. Keduanya dapat luluh atau beransformasi dalam kekuatan sosiokultural baru (kami atau kita) sebagai penanda kekerabatan yang intim.
(Jamal T. Suryanata)
Kumpulan Puisi ini, memperlihatkan kecenderungan orang Banjar mengalami, memahami, dan mengratikulasikan pengalaman kehidupan mereka. Hutan, pohon dan sungai merupakan kosa kata yang tampak sangat akrab dengan penulisnya, seperti sudah menyatu dengan dirinya, sehingga leluasa ia gunakan untuk merepresentasikan dan memaknai pengalaman kesehariannya, misalnya pengalaman yang menyangkut persoalan pembalakan hutan dan penambangan batu bara, yang merusak habitat orang Banjar.
Judul : Elegi Negeri Seribu Ombak, Kumpulan Sajak
Pengarang : Eko Suryadi WS
Prolog : Jamal T. Suryanata
Epilog : Faruk
Tebal : xxxiv + 84 halaman
Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Cetakan : I, Maret 2010
ISBN : 978-979-16848-2-8
Penerbit : Frame Publishing
Harga : Rp. 25.000,-
Yang Berminat Pemesanan bisa sms / inbox
Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : 52899683 / WA:088802811233
Kendati secara historis aku dan kau berbeda, tetapi dalam konteks personalitas sajak-sajak Eko Suryadi WS esensinya “sama” dan “setara”. Keduanya dapat luluh atau beransformasi dalam kekuatan sosiokultural baru (kami atau kita) sebagai penanda kekerabatan yang intim.
(Jamal T. Suryanata)
Kumpulan Puisi ini, memperlihatkan kecenderungan orang Banjar mengalami, memahami, dan mengratikulasikan pengalaman kehidupan mereka. Hutan, pohon dan sungai merupakan kosa kata yang tampak sangat akrab dengan penulisnya, seperti sudah menyatu dengan dirinya, sehingga leluasa ia gunakan untuk merepresentasikan dan memaknai pengalaman kesehariannya, misalnya pengalaman yang menyangkut persoalan pembalakan hutan dan penambangan batu bara, yang merusak habitat orang Banjar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar