Cahaya dari Utara. Kisah Aurora dari Pendahara
Judul Buku: Cahaya dari Utara. Kisah Aurora dari Pendahara
Penulis: Intan Ophelia Binti
Tebal: 261 halaman.
Penerbit: Tahura Media, Banjarmasin, 2016
Harga : Rp. 45000,- Discount Menadi Rp. 38.000,-
Yang Berminat Bisa Hubungi ke Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : 52899683 / WA:088802811233
Kisah seorang gadis Dayak yang memiliki minat besar akan astronomi dan mewujudkan impian melihat aurora. Penulis meramunya dengan pemaparan detail mengenai berbagai kearifan lokal suku Dayak Ngaju.
Intan Ophelia Binti bukan perempuan Dayak biasa. Menyelesaikan sekolah menengah di tanah kelahirannya, perempuan Dayak Ngaju ini—salah satu sub-etnis Dayak terbesar di Kalimantan Tengah—kemudian melanglang buana. Dia pernah menjadi manager public relation di sebuah hotel berbintang di Bali, tinggal lama di Denmark, sebelum kemudian, kini, menetap di Bandung.
Dia juga tertarik akan banyak hal: sastra, film, tanaman, serta astronomi. Yang terakhir ini bahkan ia pelajari hingga ke luar negeri—selain juga banyak berdiskusi dengan Bambang Hidayat, pakar astronomi terkemuka Indonesia.
Ketika gerhana matahari total melintas di Indonesia awal Maret lalu, Intan pulang ke Palangkaraya, khusus demi mengajari puluhan murid sebuah SD ihwal bagaimana melihat gerhana secara benar. Untuk kerja sosial itu, ia memboyong sejumlah mahasiswa astronomi ITB.
Judul Buku: Cahaya dari Utara. Kisah Aurora dari Pendahara
Penulis: Intan Ophelia Binti
Tebal: 261 halaman.
Penerbit: Tahura Media, Banjarmasin, 2016
Harga : Rp. 45000,- Discount Menadi Rp. 38.000,-
Yang Berminat Bisa Hubungi ke Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : 52899683 / WA:088802811233
Kisah seorang gadis Dayak yang memiliki minat besar akan astronomi dan mewujudkan impian melihat aurora. Penulis meramunya dengan pemaparan detail mengenai berbagai kearifan lokal suku Dayak Ngaju.
Intan Ophelia Binti bukan perempuan Dayak biasa. Menyelesaikan sekolah menengah di tanah kelahirannya, perempuan Dayak Ngaju ini—salah satu sub-etnis Dayak terbesar di Kalimantan Tengah—kemudian melanglang buana. Dia pernah menjadi manager public relation di sebuah hotel berbintang di Bali, tinggal lama di Denmark, sebelum kemudian, kini, menetap di Bandung.
Dia juga tertarik akan banyak hal: sastra, film, tanaman, serta astronomi. Yang terakhir ini bahkan ia pelajari hingga ke luar negeri—selain juga banyak berdiskusi dengan Bambang Hidayat, pakar astronomi terkemuka Indonesia.
Ketika gerhana matahari total melintas di Indonesia awal Maret lalu, Intan pulang ke Palangkaraya, khusus demi mengajari puluhan murid sebuah SD ihwal bagaimana melihat gerhana secara benar. Untuk kerja sosial itu, ia memboyong sejumlah mahasiswa astronomi ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar