Sekilas tentang isi buku
“Rasulullah Saw. diberangkatkan
atas kehendak langsung dari Allah, bukan oleh keinginan dan rencana Nabi
Saw., adalah untuk “dihibur” sekaligus diberi solusi tuntas atas beragam
persoalan hidup dan problematika dakwah beliau.”
Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri,
Ketua Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Provinsi Jawa Timur.
“Isra’ Mi’raj sangat erat dengan kebenaran dan kesabaran. Peristiwa ini
mengajarkan kita untuk meningkatkan akidah dan amal shalih, dan menjauhkan
kita dari sifat dendam dan iri hati.”
Ustadz Subkhi al-Bughury,
Ketua Majelis Dzikir Al-Ma’tsurat Jakarta.
Benarkah Rasulullah diberangkatkan melintasi jarak dan waktu dari Masjid
al-Aqsha ke Masjid al-Haram dan naik ke Sidratul Muntaha hanya dalam satu
malam? Adakah beliau mengalami Isra’ dan Mi’raj secara ragawi dan ruhani,
atau ruhnya saja? Benarkah beliau melihat wajah Allah secara langsung di
Sidratul Muntaha? Lalu, apakah hakikat dan makna sejati dari Isra’ dan
Mi’raj tersebut?Pertanyaan-pertanyaan dan keraguan tersebut timbul karena
tidak adanya dalil yang pasti terkait dengan peristiwa Isra Mi’raj.
Karenanya, buku ini berusaha memberikan jawaban secara komprehensif atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan lain seputar Isra’ dan
Mi’raj. Buku ini juga memaparkan kajian tentang hadits-hadits terkait
dengan Isra’ dan Mi’raj, baik yang statusnya dhaif (lemah) maupun yang
shahih, termasuk hadits-hadits yang dibuat untuk tujuan politis.
Dengan kajian dan pembahasan ini, selain mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman, juga akan menambah dan mempertebal keimanan kepada risalah yang
dibawa Rasulullah Saw. dan atas kemahakuasaan Allah Swt. Selamat membaca! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar