Konfrimasi Pelayanan Terbaru +62 877-4787-7491

Sabtu, 07 Desember 2013

Ambivalensi, post-kolonialisme membedah musik sampai agama di Indonesia

Judul: Ambivalensi, post-kolonialisme membedah musik sampai agama di Indonesia
Penulis: Budiawan (ed.)
Kategori: sosial-ekonomi-politik/postkolonial
Ukuran: 14x21
Tebal: xxiv + 174 halaman
Cetakan: 1 Desember 2010
Harga: Rp 40.000,00


Tidak ingin mengulang nasib wacana post-modernisme pada awal 1990-an, yang ternyata tidak lebih sebagai “fashion” akademik belaka —setidak-tidaknya menurut mereka yang skeptis dengan aliran pemikiran itu— kumpulan esai ini berusaha tidak terjebak ke dalam kegenitan konsumsi istilah-istilah baru dan trendi. Bukan efek wah yang bisa menimbulkan kesan sok canggih yang ingin disampaikan kumpulan esai ini, tetapi cara pandang lain dalam membaca pelbagai fenomena di seputar perkara identitas dalam konteks relasi kuasa yang tak setara. Yang dimaksud dengan cara pandang lain itu adalah cara pandang yang menolak esensialisme, subversif pada logika binarisme, dan kritis terhadap pandangan Marxis bahwa relasi kuasa tak setara niscaya bersifat diametral. Singkat kata, esai-esai ini mengajak kita untuk berpikir-ulang mengenai posisi subjek dalam relasi kuasa tak setara.

Hal itu berangkat dari pemahaman umum dan elementer tentang Post-kolonialisme itu sendiri, yakni bahwa melihat pelbagai continuing effects kolonialisme pada masyarakat-masyarakat bekas jajahan, atau bekas wilayah pengaruh kolonialisme Barat, sikap bekas terjajah terhadap bekas penjajah ternyata penuh dengan ambivalensi. Ada rasa benci karena luka-luka sejarah yang ditimbulkannya, tetapi sekaligus juga ada rasa kagum (dan karena itu merindukannya, entah sadar atau tidak) karena superioritas peradaban yang (pernah) dipertontonkannya; ada kecenderungan untuk mengambinghitamkan masa lalu kolonial atas segala keterbelakangan dan keterpurukan pada masa kini, tetapi sekaligus juga berterima kasih kepadanya karena kekuatan-kekuatan koloniallah yang kemudian memungkinkan terbentuknya ‘negara-bangsa’ yang ada sekarang ini.

Belajar Kimia Organik Metode Iqro'

Belajar Kimia Organik Metode Iqro'
Judul: Belajar Kimia Organik Metode Iqro’
Penulis: Dr. Sardjiman, M. S., Apt.
Penerbit: Pustaka Pelajar
Tahun: -
Halaman: 137
Harga: Rp. 32.500

Freddie Mercury; Love of My Life

Judul : Freddie Mercury; Love of My Life
Penulis : DJ. Onet
Tebal : 151 halaman
Ukuran : 13 x 20 cm
ISBN : 979-99585-8-2
Penerbit Ayyana
Harga : Rp.30.000
Deskripsi:
Biografi ini akan mengupas sisi gelap dan kisah yang sangat dramatis dari sosok Freddie Mercury yang jarang diketahui banyak orang. Seperti salah satu bait lagu Queen yang paling terkenal, “Love of My Life... Don’t take it away from me because you don’t know what I means to me.”  Buku ini akan membuat Anda mengerti makna cinta yang sesungguhnya.

Judul : Dewa-dewa Gitar

Judul : Dewa-dewa Gitar
Penulis : D. Rush
Ukuran : 13 x 20 cm
ISBN : 979-99584-5-8
Penerbit: Ayyana
Harga : Rp.30.000

Deskripsi:
Kisah para dewa-dewa yang dipuja seluruh pencinta musik dunia. Dari Steve Vai, Toni Iommi, James Hetfield, Van Halen, Steve Howe sampai yang paling kontroversial Kurt Cobain. Merekalah para dewa yang menguasai jagad musik dunia.

No One Here Gets Out Alive: Biografi Terlaris Jim Morrison

Judul : No One Here Gets Out Alive: Biografi Terlaris Jim Morrison
Penulis : Jerry Hopkins dan Danny Sugerman
Cetakan  : I, 2010
Tebal : 468 halaman
Ukuran : 15 x 21 cm
ISBN : 978-979-18500-8-7
Penerbit: Ayyana
Harga : Rp.65.000
Deskripsi:
Kisah Jim adalah sebuah kisah pembebasan karena ia telah mengajak kita untuk menemukan diri dan potensi diri kita. Begitulah cara Jim mengabadikan dirinya dalam benak setiap orang yang membenci sekaligus mencintainya. Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah sebuah biografi yang ditulis selama tujuh tahun oleh Jerry Hopkins dan Danny Sugerman, dua sosok yang memiliki keterlibatan emosi yang sangat dekat dengan Jim Morrison, Tidak mudah memahami sosok Jim, dibutuhkan dari sekadar ‘pencarian spiritual, dan mereka berdua telah berhasil melakukannya.

Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop

Judul : Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop
Penulis : John Storey
Cetakan : IV, 2010Tebal : 186 halaman
Ukuran : 15 x 21 cm
Harga : .62.000
ISBN : 979-3684-68-2
 deskripsi:
Buku ini merupakan pengantar yang mudah untuk memahami pelbagai teori dan metode yang digunakan untuk mengkaji budaya pop kontemporer. Pada saat yang sama, buku ini menyediakan sebuah peta perkembangan melalui pembahasan pelbagai pendekatannya yang paling berpengaruh.

Tatapan Perempuan

Tatapan Perempuan, Perempuan Sebagai Penonton Budaya Populer
Penulis: Lorraine Gamman dan Margaret Marshment (ed.)
Cetakan: Pertama, Oktober 2010
Kategori: Cultural Studies, Feminisme
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: viii 308 hlm
ISBN: 978-602-8252-45-4
 Apakah cuma lelaki yang memandang? Apa yang terjadi jika perempuan yang menjadi pengamat? Apa yang terjadi jika perempuan memandang perempuan?
 Esai-esai tentang budaya populer yang terdapat dalam buku ini mengupas berbagai kontradiksi dan kemungkinan dalam citra baru perempuan-perempuan perkasa seperti Cagney dan Lacey, Edwina Currie atau Madonna. Apakah Alexis Carrington memang mewakili sisi liar perempuan atau sekadar contoh lain dari seks yang dikaitkan dengan kapitalisme? Dan apa yang telah dilakukan oleh film Spielberg pada The Color Purple?
Apakah pandangan perempuan dibuat untuk memenuhi ideologi ‘lelaki’ seperti ‘undang-undang’ atau etika kerja Protestan? Atau, apakah tindakan kepenontonan perempuan yang aktif adalah sesuatu yang sulit dihadapi bahkan bagi kritik film feminis?
Kedua penyunting naskah asli buku in iadalah dosen bidang kajian perempuan, Lorraine Gamman mengajar di Middlesex Polytechnic dan Margaret Marshment mengajar di University of Kent.

 Buku ini membahas
 1. Mengamati Sang Detektif; Teka-teki Tatapan Perempuan
2. Perempuan Terpandang
3. Lihatlah Dirimu, Nak!
4. The Color Purple: Mempertahankan Akhir yang Bahagia
5. Lolita Bertemu Serigala: The Company of Wolves
6. Lace: Pornografi untuk Perempuan?
7. Joan Collins dan Sisi Liar Perempuan: Mengupas Kenikmatan dan Representasi
8. Mati-matian Mencari Perbedaan
9. Pandangan Kaum Kulit Hitam
10. Status Perempuan yang Bekerja di Perfilman dan Pertelevisian
11. Mengeruk Keuntungan dari Takhayul Iklan dan Pelbagai Hal yang Dianggap Tabu Ketika Menstruasi
12. Sudikah Bergabung dengan Saya dalam Dansa Tanggo Tingkat Tinggi? Posmoderisme dan ‘Perempuan Baru’
13. Feminisme dan Politik Kekuasaan: Sebenarnya, Tatapan Siapa?

Pesan, Tanda, dan Makna; Buku Teks Dasar

Judul: Pesan, Tanda, dan Makna; Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi
Penulis: Marcel Danesi
ISBN: 978-602-8252-12-6
Terbit: Maret 2010
Harga : 100.000
Ukuran: 15 x 21 cm
Tebal: xii + 528 hlm
 Semiotika dari A sampai Z
 Jika anda masih penasaran dengan mahluk yang bernama semiotika, maka baca buku ini. Bahkan jika anda baru saja membaca atau mendengar istilah yang berbunyi semiotika dalam tulisan ini, maka buku ini adalah pilihan tepat buat anda. Marcel Danesi, sang Profesor akan mengajak anda untuk bersenang-senang bergaul dengan semiotika. Perkenalan awal yang baik ditunjukkan dengan judul buku yang mengena, karena semiotika pada dasarnya menyangkut pesan, tanda dan makna. Tampak sederhana bukan?
 Meski demikian bahasan semiotika yang mendalam akan membawa anda untuk menelisik sudut-sudut baru wawasan anda mengenai dunia. Melihat segalanya dengan sudut pandang yang berbeda, melebar juga meluas, kadang anda tidak tahu kapan untuk berhenti. Dan semuanya itu dimulai dari sebuah tanda. Maka tidak salah jika Danesi memulai bagian pertamanya dengan pembahasan mengenai tanda.
 Di bagian ini, anda akan mengangguk-angguk paham ketika Danesi memaparkan apa itu semiotika dari hal yang paling mendasar, tentu saja tanda. Memasuki bagian kedua, Danesi akan membawa anda untuk menyelami apa yang ada di balik sebuah tanda. Topik yang dibahas mengenai pesan dan makna bertujuan untuk menggambarkan cara pembuatan pesan dan pembuatan makna dapat dipelajari dari sudut pandang tertentu dari disiplin ilmu semiotika.
 Tulisannya mengalir dan penjelasannya logis sehingga mudah diikuti. Danesi memang sengaja melakukan pendekatan khusus, seolah-olah dia ikut hadir memberikan kuliah yang mengkaji semiotika, komunikasi, media dan budaya. Didalamnya anda akan menemukan penjelasan dan gambaran permasalahan yang bersifat teknis dan yang sering membingungkan mengenai bidang mengagumkan yang terkait secara praktis dengan berbagai penerapan budaya kontemporer.

Feminist Thought

Feminist Thought
Judul buku : Feminist Thought
Penulis : Rosemarie Putnam Tong
Harga : Rp. 112.000,-
Cetaka 11 : Rp. 112.000,-
Penerbit : Jalasutra, Yogyakarta
 FEMINIST THOUGHT merupakan sebuah pengantar paling komprehensif tentang peta feminisme, Tong menuliskannya dengan sangat detail disertai referensi yang sangat kaya. Seperti yang ditulis Tong sendiri bahwa karena pemikiran feminis bersifat kaleidoskopik, maka tanpa panduan yang komprehensif siapa pun akan rentan untuk terbingungkan dalam carut-marut pemikirannya. Pengamatan yang lebih dekat, akan selalu memunculkan pandangan yang baru, struktur yang baru, hubungan yang baru bagi kehidupan personal dan politis, kesemuanya akan berbeda esok hari dari hari ini. Tong menyatakan bahwa yang paling ia hargai dari pemikiran feminis adalah meskipun pemikiran itu mempunyai awal, pemikiran feminis tidak mempunyai akhir, sehingga memungkinkan setiap perempuan untuk berpikir dengan pemikirannya sendiri.
Di dalam buku ini dibahas secara lengkap dan detail aliran utama feminisme:
- Feminisme Liberal, dari Abad ke-19 hingga 20, mencakup ulasan pemikiran Mary Wollstonecraft, John Stuart Mill dan Harriet Taylor Mill, hingga Betty Friedan dan Jean Bethke Elshtain.
- Feminisme Radikal, mencakup perspektif Feminis Radikal-Kultural dan Feminis Radikal-Libertarian, mulai dari Kate Millet, Shulamith Firestone, Marilyn French, Mary Daly, dan Marge Piercy.
- Feminisme Marxis dan Sosialis, mencakup pembahasan pemikiran Marx-Engels hingga perkembangan kontemporernya oleh Iris Young dan Alison Jaggar
- Feminisme Psikoanalisis dan Gender, mencakup pemikiran Sigmund Freud hingga pengembangan feminisnya oleh Dorothy Dinnerstein, Nancy Chodorow, Juliet Mitchell, Carol Gilligan dan Nel Noddings
- Feminisme Eksistensialis, mencakup pembahasan tentang Being and Nothingness karya Jean-Paul Sartre dan The Second Sex karya Simone de Beauvoir serta perkembangan kontemporernya dalam pemikiran feminis
- Feminisme Posmodern, mencakup pembahasan pemikiran Jacques Derrida dan Jacques Lacan yang menjadi dasarnya serta pemikiran Helene Cixous, Luce lrigaray, dan Julia Kristeva
- Feminisme Multikultural dan Global, mencakup ulasan berbagai akar perkembangan pemikirannya di Negara Dunia Kesatu dan Negara Dunia Ketiga
- Ekofeminisme, mencakup ulasan akar perkembangannya serta pembahasan pemikiran Starhawk, Maria Mies dan Vandana Shiva
BUKU ini disajikan oleh Tong dengan sangat jernih, tak ubahnya seperti sebuah peta. Kita dituntun dengan perlahan menuju berbagai tempat, atau kita dituntun untuk memahami setiap aliran feminisme. Tong pun membahasakannya dengan gaya bahasa yang mengalir, serta selalu menyertakan kritik atas setiap pemikiran dari para feminis, sehingga kita akan segera tahu kelebihan dan kekurangan pemikiran para feminis tersebut
“Menurut saya, buku Rosemarie Putnam Tong ini adalah buku yang cukup lengkap dan bahkan sangat memadai untuk melihat peta pemikiran feminis... Buku Tong juga memberikan kesan feminisme sebagai suatu pohon besar, bercabang-cabang, yang setiap cabangnya mempunyai cabang lagi, masing-masing menghasilkan bunga. Setiap cabang merupakan pohon kecil yang saling berhubungan dengan cabang lain untuk membentuk pohon besar feminisme.” Aquarini Priyatna

EKOFEMINISME, Dalam Tafsir Agama,

Judul: EKOFEMINISME, Dalam Tafsir Agama, Pendidikan, Ekonomi, dan Budaya
Penerbit :Jalasutra
Ketersediaan: Tersedia
Harga: Rp76.000
Judul: EKOFEMINISME, Dalam Tafsir Agama, Pendidikan, Ekonomi, dan Budaya
Penulis: Dewi Candraningrum, dkk
ISBN: 978-602-8252-89-8
Tebal Halaman: xvi+268 hlm
Cetakan: I, 2013
Dimensi: 15,5 cm x 23 cm
 “Buku yang hadir di tangan Anda mengambil satu langkah lebih maju lagi yakni berusaha menunjukkan bahwa spiritualitas ekofeminis bukan semata-mata berurusan dengan agama tapi juga sangat politis. Siapapun yang membaca buku ini akan segera mendapatkan buku yang komprehensif, fasih menguraikan teori feminisme, lingkungan dan sekaligus mengaitkannya dengan paham lintas agama …”
Gadis Arivia
(Pengajar Filsafat dan Kajian Gender di Universitas Indonesia  dan Pendiri Jurnal Perempuan)
 Di tengah maraknya buku-buku kajian gender yang ada di Indonesia yang masih mencoba menguatkan kerangka berpikir dikotomis ala gelombang kedua feminisme, buku tentang ekofeminisme ini menjadi bentuk penyegaran dalam melihat feminisme dari cara yang berbeda… Buku ini akan menjadi salah satu cara menuju pada kesadaran
yang menjadi sebuah cara berpikir.”
Wening Udasmoro
(Dosen Kajian Sastra & Gender Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)
 “… Buku ini memapar, membuka, membahas dan mengajak pembaca untuk memahami isu ekofeminisme sekaligus mengajak kita untuk bersama-bersama bergerak mencari harapan yang ditawarkan dalam tubuh buku. Wajib dan perlu dibaca!”
Yacinta Kurniasih
(Dosen Bahasa dan Kajian Indonesia, Faculty of Arts Monash University, Australia)
 “… Buku ini akan menjadi masukan yang luar biasa bagi wacana feminisme di Indonesia.”
Soe Tjen Marching
(Penulis, Komponis & Akademisi SOAS London, Pendiri Lembaga Bhinneka)
 “This book begins the crucial and necessary dialogue between the multiple environmental initiatives and feminist thinking. The discussions here are necessary in order to save the planet from destruction. Read and learn from these
vital expressions of eco-feminism(s).”
Zillah Eisenstein (Professor of Political Theory & Anti-Racist Feminism, Ithaca College New York, Amerika)
 „Es ist beeindruckend, dass dieser wichtige Diskurs in Indonesien gerade von Frauen angestoßen wird. Beeindruckend ist auch, dass er in Bezug zu religiösem Denken gesetzt wird, um von vorne herein, all diejenigen ihrer Argumente zu berauben, die Benachteiligungen jeglicher Art als Gottgewollt hinstellen wollen. Nur wenn es gelingt, das Gegenteil ebenfalls religiös zu beweisen, kann man im heutigen Indonesien auf Gehör hoffen... Ich wünsche diesem Buch, das es weithin gehört und gelesen wird,
und viele Menschen zum Nachdenken anregt.“ Susanne Rodemeier (Dosen Antropologi Universität Heidelberg, Jerman)