Konfrimasi Pelayanan Terbaru +62 877-4787-7491

Sabtu, 12 Juli 2014

The Art Of Teaching


Judul Buku : The Art of Teaching
Penulis : Jay Parini
Penerbit : Pustaka Pelajar
Cetakan : Pertama, Oktober 2009
Tebal : vii + 190 halaman
Harga : Rp. 40.000,-
Reformasi pendidikan di Indonesia berjalan amat lambat salah satunya disebabkan karena guru. Banyak guru tidak suka perubahan. Inginnya kurikulum dan cara mengajarnya tetap seperti yang sudah-sudah. Banyak penataran guru dilakukan, tetapi banyak yang telah kembali tetap menjalankan tugas seperti sebelum berangkat penataran. Itu sebabnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dicanangkan pemerintah tidak berjalan mulus. Di banyak daerah, guru-guru masih bingung dan tidak menjalankan KTSP, meski sudah mengikuti banyak penataran.
Dengan kemajuan zaman dan tantangan zaman yang pesat sekarang ini, guru idealnya tetap terus belajar, kreatif mengembangkan diri, terus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajar mereka dengan penemuan baru dalam dunia pendidikan, psikologi, dan ilmu pengetahuan.
Namun harapan itu kerap kandas, karena guru kurang semangat untuk memajukan diri dan tidak banyak yang terus belajar lagi. Akibatnya pendidikan di Indonesia terbelakang. Yang menarik dengan keadaan seperti itu adalah munculnya tawaran-detawaran model pendidikan alternatif di luar sekolah yang mendapatkan sambutan hangat dari kalangan orangtua seperti quantum learning, pembelajaran super kilat, pembelajaran menyenangkan, dan lain-lain.
Kehadiran buku The Art of Teaching ini benar-benar bisa menjadi inspirasi jika sekolah di Indonesia ingin maju, yaitu guru yang sungguh menekuni pekerjaannya secara profesional dan penuh dedikasi. Dalam buku ini penulis, Jay Parini, berpendapat bahwa untuk menunjang peningkatan kualitas guru, yang sangat penting adalah penghargaan terhadap guru. Jika guru tidak dihargai, maka kemungkinan besar mereka tidak akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Di sini pemerintah perlu turun tangan mengangkat martabat guru. Selain itu, untuk meningkatkan profesionalitas guru, kiranya perlu pembenahan pendidikan calon guru dan proses penerimaan guru.
Buku ini juga mengupas persoalan-persoalan sekitar; pertama, guru ideal macam apa yang diharapkan bangsa; kedua, bagaimana pendidikan guru dikelola; ketiga, proses penerimaan calon guru dan keempat, penghargaan terhadap guru.
Panggilan hidup
Pendidikan di Indonesia membutuhkan guru yang menghayati tugasnya sebagai suatu panggilan. Parini dalam buku ini, menjelaskan dua unsur penting dari panggilan, yaitu; pertama, pekerjaan itu membantu mengembangkan orang lain, dan kedua, pekerjaan itu juga mengembangkan dan memenuhi diri sendiri sebagai pribadi.
Unsur pertama mengungkapkan, pekerjaan tersebut panggilan hidup bila pekerjaan itu mengembangkan orang lain ke arah kesempurnaan. Ini mempunyai arti guru pertama-tama harus mengembangkan anak didik yang dibimbing untuk berkembang menjadi sempurna baik dalam bidang pengetahuan maupun kehidupan yang lebih menyeluruh. Di sini guru menjalankan fungsinya sebagai pendidik dan pengajar. Dalam istilah Parini, guru di sini menjalankan fungsinya membantu anak didik berkembang menjadi manusia yang lebih utuh. Hal ini sesuai makna pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia muda. Ini berarti, bagi guru pertama-tama yang dipikirkan, yang diusahakan dalam tugasnya adalah bagaimana agar siswa mereka berkembang dan berhasil.
Apa pun yang terjadi dan apa pun situasinya, guru pertama-tama bukan berpikir untuk dirinya sendiri, tetapi untuk anak didik. Bagi guru yang menjalankan tugasnya sebagai panggilan, ia rela menyediakan banyak waktu, tenaga, dan pikiran bagi perkembangan dan keberhasilan anak didik. Maka, bila ada anak didik yang nakal, yang tidak cepat berkembang, yang lampat berpikir, ia akan mencari jalan bagaimana dapat membantu mereka. Ini sejalan dengan seorang dokter, yang pertama-tama berhadapan dengan pasien, berpikir bagaimana dapat menyembuhkan pasien, bukan pertama-tama minta upah.

Jumat, 11 Juli 2014

EKONOMI MANAJERIAL 


Judul Buku : EKONOMI MANAJERIAL
Penerbit : Rajawali Press
Pengarang : Henry Faizal Noor
Sinopsis :
Kuartal Unity GDP dan cache mirip truk manajerial (Tuhan dan Juruselamat) daya Pembaca silabus materi kuliah Manajemen RITELITE daya Pembaca masalah kuliah perilaku emisi manajerial Unibind dan membuat indeks FE php dari aekonomi manajerial manajerial matte kuliah manajerial ekonomi SKS) Kode prasyarat Colorado matte kuliah EMG Deskripsi Siul’li Siul’li kuliah kuliah Buku kejahatan manajerial mikro terapan ekonomi Ekonomi Manajerial Pengobatan manajerial ekonomi mikro terapan.

Handbook of Qualitative Research


Judul : HANDBOOK OF QUALITATIVE RESEARCH
Penulis : NORMAN K DENZIN
Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
Harga : Rp 210.000,-

Rabu, 09 Juli 2014

Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia


Judul   : ILMU PENGETAHUAN DAN PERILAKU MANUSIA
Penulis : B.F. SKINNER
Jumlah Halaman : VII + 693 HAL
Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
Harga : Rp. 105.000,-

The Secret Of Qur’an


Judul : THE SECRET OF QUR’AN
Penulis : IMAM MUHAMMAD BIN AHMAD AL-QURTHUBI
Jumlah Halaman : 599 HAL
Penerbit : MITRA PUSTAKA
Harga : Rp. 75.000,-

Tajridush Sharih Ringkasan Shahih Bukhari



Judul    : TAJRIDUSH SHARIH
Penulis : IMAM ZAINUDDIN
Penerbit : MITRA PUSTAKA
Tebal    : 904 halaman
ISBN     : 978-602-8480-57-4
Harga    : Rp105,000,-
Peresensi : Junaidi Khab*
Dalam jiwa agama Islam, ada empat patokan yang digunakan sebagai referensi keilmuan ketika menghadapi suatu problematika kehidupan. Yaitu, al-Quran, al-Hadis, ijma’ ulama’, dan qiyas sebagai alternatif terakhir. Empat rujukan tersebut segalanya hadir guna menyelamatkan umat manusia dari kebodohan, utamanya perihal ibadah. Sementara, al-Quran sebagai sumber utama umat Islam di dunia sudah banyak dikenal dan dipelajari di berbagai perguruan tinggi dan instansi-instansi pendidikan di seluruh dunia. Begitu pula dengan al-Hadis sebagai sumber ilmu kedua setelah al-Quran, tidak kalah urgennya di beberapa perguruan tinggi. Hingga ada jurusan Tafsir Hadis.

Metodologi Studi Agama


Judul : METODOLOGI STUDI AGAMA
Penulis: ED AHMAD NORMA
Jumlah Halaman : X+590 HAL
Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
Harga : Rp. 80.000,-

Membela Sunnah NABI SAW


Judul : MEMBELA SUNNAH NABI SAW
Penulis : SAYYID MUHAMMAD 'ALAWIY AL-MALIKIY
Jumlah Halaman : XIII + 341 HAL
Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
Harga : Rp.60.000,-

Selasa, 08 Juli 2014

Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul Dalam Al-Qur’an


Judul : KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL DALAM AL-QUR’AN
Penulis : MURDODININGRAT
Jumlah Halaman : XII + 847 HAL
Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
Harga : 95.000,-

GENEALOGI KERUNTUHAN MAJAPAHIT -ISLAMISASI, TOLERANSI, DAN PEMERTAHANAN AGAMA HINDU DI BAL


GENEALOGI KERUNTUHAN MAJAPAHIT -ISLAMISASI, TOLERANSI, DAN PEMERTAHANAN AGAMA HINDU DI BALI
Penulis : NENGAH BAWA ATMAJA
Jumlah Halaman : XXXIII + 503 HAL
Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
Harga : Rp. 88.000,-

auh sebelum Indonesia meniti kemerdekaan, pulau Jawa sebagai salah satu daerah di kawasan Nusantara telah menunjukkan eksistensinya terlebih dahulu sebagai pulau yang memiliki potensi mapan dalam konteks kesuburan alamnya, letak wilayah, maupun kuantitas dan kualitas sumber daya manusianya. Tak pelak, pulau Jawa pun menjadi basis pusat perdagangan dan pertanian yang banyak disinggahi saudagar-saudagar dari negeri seberang.  Dalam konteks ini, kerajaan-kerajaan Hindu-Budha Jawa (Singasari, Majapahit dll) memiliki pengaruh dan andil yang cukup besar dalam proses pemantapan dan penataan kepulauan ini, terlebih di daerah timur (Jawa Timur). 
Bahkan, di pulau ini pula rencana dan strategi penyatuan wilayah-wilayah Nusantara berlangsung. Adapun pemerintahan terbesar dan terkuat  yang pernah berdomisili disini adalah Majapahit. Kerajaan yang didirikan R. Wijaya ini, merupakan simbol kekuatan Pulau Jawa. Di masanya, Majapahit menjadi kerajaan adikuasa yang menguasai Nusantara sekaligus sebagai pionir dari wilayah dan kerajaan lain. 
Penguasa (raja) paling sukses mengantarkan Majapahit mencapai puncak kejayaannya adalah Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Keduanya saling bahu-membahu dan bekerja sama membesarkan nama Majapahit dengan melakukan intrik-intrik dan ekspansi kekuasaan. Ihwal inilah yang mendorong para sejarahwan, budayawan, atau para peneliti melakukan observasi untuk mengetahui seluk beluk, misteri, ataupun pesona kerajaan Hindu-Budha Jawa ini, tak terkecuali Nengah −penulis buku ini. 
Saking banyaknya para peneliti, keabsahan sejarah Majapahit pun menjadi absurd. Banyak terjadi kontroversi dan silang pendapat. Namun, mereka sepakat bahwa Majapahit adalah  satu-satunya kerajaan di Indonesia −Jawa− yang berhasil mempionir dan menyatukan Nusantara ke dalam satu pemerintahan. Berbagai peninggalan sejarah seperti candi, prasasti, maupun situs-situs lainnya −yang sampai sekarang masih ada− menjadi bukti realis akan keagungan kerajaan Majapahit. 
Simbol Peradaban
Sebagai kerajaan adikuasa, ternyata tidak serta merta membuat Majaphit lupa diri. Majapahit tetap konsisten melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai daerah bawahannya. Kesejahteraan, keadilan, dan keamanan wilayah selalu diperhatikan. Tindakan positif ini lah yang membuat para daerah bawahan semakin menaruh kepercayaan bahwa Majapahit adalah sosok pemimpin yang bertanggung jawab.Di samping itu, penduduk Majapahit juga taat menjalankan perintah agama (Hindu-Budha). Baginya, agama merupakan simbol kekuatan tak tertandingi yang akan membawa umat manusia menuju kesempurnaan hidup (berlebur dengan tuhan). Semisal, di masa Hayam Wuruk. Perbaikan candi dan prasasti sering dilakukan sebagai tanda taat dan patuhnya kepada sang hiyang, juga sebagai sarana mengenang arwah leluhur yang telah berkorban banyak demi keagungan Majapahit. Hayam Wuruk sangat menjunjung tinggi adat dan nilai agama Hindu. 
Pasca keruntuhan Majapahit yang digantikan dengan kerajaan Demak, Islam mulai tumbuh dan berkembang di Jawa. Namun, berkembangnya Islam Demak ternyata tak sedikitpun menyurutkan keagungan nama Majapahit. Bahkan, kerajaan Islam Demak malah mengakui dan menjadikan sistem pemerintahan Majapahit sebagai contoh atau referensi dalam malancarkan strategi kerajaan. Demak menganggap Majapahit sebagai kerajaan pendahulunya (nenek moyang) yang patut dijadikan panutan, meski telah berbeda kepercayaan agama.
Begitupun kerajaan Pajang dan Mataram Islam. Mereka menjadikan Majapahit sebagai simbol motivasi dalam melakukan ekspansi kekuasaan. Jika ditanya, mereka dengan lantang dan penuh percaya diri menyatakan bahwa ia adalah keturunan Majapahit. Sebagai contoh, pasca runtuhnya Majapahit, pusaka-pusaka keraton Majapahit dipindahkan ke Demak, Pajang, lalu ke Mataram Islam. Hal ini sebagai tanda bahwa mereka mengharapkan kerajaannya berkekuatan sebesar kekuasaan Majapahit tempo dulu yang mampu menyatukan Nusantara.
*)Aktif di Lembaga Kajian KeBangsaan (LKKB) Yogyakarta
Editor :Jodhi Yudono