Konfrimasi Pelayanan Terbaru +62 877-4787-7491

Rabu, 15 Juni 2016

Refilosofi Kebudayaan, Pergeseran Pascastruktural

Refilosofi Kebudayaan, Pergeseran Pascastruktural
Judul: Refilosofi Kebudayaan, Pergeseran Pascastruktural
Penulis: Syaiful Arif
Penerbit: Ar-Ruzz Media, Jogjakarta
Cetakan pertama: Oktober 2010
Halaman: 360 hlm
Harga : Rp. 70.000,-
Yang Berminat Bisa Hubungi ke Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : 52899683 / WA:088802811233
 Hakikat kebudayaan adalah usaha pemanusiaan manusia melalui pemanusiaan kehidupan. Maka, meskipun pada level cara-baca dan konteks sosial, telah terjadi banyak perubahan kebudayaan, arah dari kebudayaan itu sendiri haruslah tetap mengacu pada kemanusiaan.

Setidaknya, inilah tesis utama dari buku Refilosofi Kebudayaan, Pergeseran Pascastruktural karya Syaiful Arif. Bagi Arif, pendekatan filsafat atas kebudayaan amat urgen untuk dikembangkan kembali, di tengah absurditas nilai akibat pendekatan post-modernis yang merelativisir kebudayaan. Pendekatan filsafat menjadi penting, karena ia memberi landasan yang tidak bisa berubah, yakni pemanusiaan manusia. Pertanyaannya, kenapa tiba saja hakikat kebudayaan dimaknai sebagai pemanusiaan manusia melalui pemanusiaan kehidupan? Dari mana definisi ini? Ini pertanyaan logika yang mencoba dijawab Arif.
Pertama, definisi nominalis. Di kosakata kita, kebudayaan berasal dari kata budaya, yang merupakan gabungan dari daya-budi. Jadi, budaya adalah daya dari budi. Daya di sini bisa diartikan sebagai kekuatan, praksis, atau gerak. Sementara itu budi adalah kearifan, kebijaksaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar