3 Ulama Kharismatik Nusantara
Judul 3 Ulama Kharismatik Nusantara
Penulis : Amirul Ulum (ASWAJA)
Kategori : Sejarah Ulama Nusantara
Tebal : x+ 148 Halaman
ISBN : 978-602-6233-26-4
Cetakan I : Mei 2016
Cover : Soft Cover
Ukuran : 13,5×20,5
Harga : Rp. 45.000,-
Jika Ada Yang Berminat Silahkan Bisa Hubungi ke Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : D013BC54 / WA:088802811233 / 088816780325
Buku ini mengupas tentang kisah, perjuangan, teladan, dan pemikiran tiga ulama Nusantara yang memberikan kontribusi untuk ummat dan bangsanya, yaitu Kiai Abul Fadhol Senori, Kiai Zubair Dahlan, dan Muallim Syafi’i Hadzami.
Kiai Abul Fadhol Senori adalah ulama yang belum pernah mengeyam pendidikan di luar negeri, semisal Timur Tengah, akan tetapi kealimannya diakui oleh ulama luar negeri. Sebagian karyanya ada yang dicetak di luar negeri. Kiai Maimoen Zubair mengatakan, “Jangan malu menjadi orang Jawa. Lihatlah Mbah Fadhol Senori (Kiai Abul Fadhol Senori). Beliau tidak pernah belajar di Arab, akan tetapi kealimannya bisa mengalahkan orang yang belajar di Arab. Sungguh luar biasa kealimannya, beliau mempunyai karangan kitab banyak sekali.”
Kiai Zubair Dahlan merupakan seorang ulama yang tidak mempunyai pesantren, namun dari tangannya, lahirlah alim ulama yang bertebaran di pulau Jawa, salah satunya adalah Kiai Sahal Mahfudz Kajen. Jaringan keulamaannya bersifat lokal dan global. Ia adalah ulama yang pertama menerima Hadist Musalsal bi al-Awwaliyyah dari Syaikh Yasin ibn Isa al-Fadani. Syaikh Yasin al-Fadani berkata, “Telah berkunjung di kediamanku orang yang terhormat, Syaikh Zubair ibn Dahlan dari daerah Rembang pada musim haji tahun 1371 H. Beliau telah mendengarkan dariku Hadist Musalsal bi al-Awwaliyyah. Beliau adalah orang yang pertama kali mendengarkan Hadist tersebut dariku.”
Meskipun hanya belajar di Betawi, kealiman Muallim Syafi’i Hadzami diakui hingga mancanegara_Malaysia. Kitabnya yang berjudul “TaudhĂ®hul Adhillah” menjadi masterpiece yang mengulas tentang tanya jawab Fiqih telah menjadi rujukan penting ulama Nusantara_Indonesia dan Malaysia. Kiai Saifuddin Amsir mengatakan, “"Beliau memiliki keikhlasan, ketawadukan dan kearifan seorang guru. Beliau bukan hanya pengajar, melainkan juga mursyid dan murabbi. Kita memiliki universitas-universitas agama dengan bangunan yang membuat orang berdecak kagum. Tetapi dapatkah institusi-institusi itu menjamin sebuah kurikulum agama yang dapat menjawab persoalan-persoalan agama sebanyak yang dapat dijawab oleh K.H. Syafi`I Hadzami”
Judul 3 Ulama Kharismatik Nusantara
Penulis : Amirul Ulum (ASWAJA)
Kategori : Sejarah Ulama Nusantara
Tebal : x+ 148 Halaman
ISBN : 978-602-6233-26-4
Cetakan I : Mei 2016
Cover : Soft Cover
Ukuran : 13,5×20,5
Harga : Rp. 45.000,-
Jika Ada Yang Berminat Silahkan Bisa Hubungi ke Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : D013BC54 / WA:088802811233 / 088816780325
Buku ini mengupas tentang kisah, perjuangan, teladan, dan pemikiran tiga ulama Nusantara yang memberikan kontribusi untuk ummat dan bangsanya, yaitu Kiai Abul Fadhol Senori, Kiai Zubair Dahlan, dan Muallim Syafi’i Hadzami.
Kiai Abul Fadhol Senori adalah ulama yang belum pernah mengeyam pendidikan di luar negeri, semisal Timur Tengah, akan tetapi kealimannya diakui oleh ulama luar negeri. Sebagian karyanya ada yang dicetak di luar negeri. Kiai Maimoen Zubair mengatakan, “Jangan malu menjadi orang Jawa. Lihatlah Mbah Fadhol Senori (Kiai Abul Fadhol Senori). Beliau tidak pernah belajar di Arab, akan tetapi kealimannya bisa mengalahkan orang yang belajar di Arab. Sungguh luar biasa kealimannya, beliau mempunyai karangan kitab banyak sekali.”
Kiai Zubair Dahlan merupakan seorang ulama yang tidak mempunyai pesantren, namun dari tangannya, lahirlah alim ulama yang bertebaran di pulau Jawa, salah satunya adalah Kiai Sahal Mahfudz Kajen. Jaringan keulamaannya bersifat lokal dan global. Ia adalah ulama yang pertama menerima Hadist Musalsal bi al-Awwaliyyah dari Syaikh Yasin ibn Isa al-Fadani. Syaikh Yasin al-Fadani berkata, “Telah berkunjung di kediamanku orang yang terhormat, Syaikh Zubair ibn Dahlan dari daerah Rembang pada musim haji tahun 1371 H. Beliau telah mendengarkan dariku Hadist Musalsal bi al-Awwaliyyah. Beliau adalah orang yang pertama kali mendengarkan Hadist tersebut dariku.”
Meskipun hanya belajar di Betawi, kealiman Muallim Syafi’i Hadzami diakui hingga mancanegara_Malaysia. Kitabnya yang berjudul “TaudhĂ®hul Adhillah” menjadi masterpiece yang mengulas tentang tanya jawab Fiqih telah menjadi rujukan penting ulama Nusantara_Indonesia dan Malaysia. Kiai Saifuddin Amsir mengatakan, “"Beliau memiliki keikhlasan, ketawadukan dan kearifan seorang guru. Beliau bukan hanya pengajar, melainkan juga mursyid dan murabbi. Kita memiliki universitas-universitas agama dengan bangunan yang membuat orang berdecak kagum. Tetapi dapatkah institusi-institusi itu menjamin sebuah kurikulum agama yang dapat menjawab persoalan-persoalan agama sebanyak yang dapat dijawab oleh K.H. Syafi`I Hadzami”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar