Konfrimasi Pelayanan Terbaru +62 877-4787-7491

Minggu, 18 September 2016

Anak Perempuan yang Dilacurkan; Korban Eksploitasi di Industri Seksual Komersial

Anak Perempuan yang Dilacurkan; Korban Eksploitasi di Industri Seksual Komersial
Penulis : Bagong Suyanto
ISBN : 978-979-756-861-0
Harga : Rp 111.800,-
Halaman : XVI+232
Penerbit : Graha Ilmu
Jika Ada Yang Berminat Silahkan Bisa Hubungi ke Cp : 081804281351 / 085713733627, / 08122779457, Pin BB : D013BC54 / WA:088802811233 / 08881678032
Sinopsis :
Perspektif teori kritis memahami fenomena anak perempuan yang dilacurkan bukan semata-mata sebagai pelarian mereka dari tekanan kemiskinan atau karena ketidakberdayaan anak desa atau anak-anak miskin yang tidak berpendidikan yang mudah terjerumus dalam bujuk rayu para germo atau mucikari.
Keterlibatan dan dinamika kehidupan yang dijalani anak perempuan dalam industri seksual komersial sesungguhnya adalah sebuah proses di mana seseorang anak yang berjenis kelamin perempuan menjadi korban sekaligus bagaimana mereka melawan situasi akibat akumulasi status dan posisi sosialnya yang tersubordinasi di masyarakat, baik karena dominasi ideologi patriarkhis, karena posisinya sebagai anak yang tidak berdaya di hadapan orang dewasa, karena posisinya yang marginal secara sosial-ekonomi dan politik, karena menjadi korban hegemoni, maupun karena tekanan suprastruktur kultural yang diskriminatif.
Sebagai anak yang mengalami proses komodifikasi dalam industri seksual komersial, anak-anak perempuan yang dilacurkan memang mengalami proses eksploitasi dan alienasi sosial di luar batas peri kemanusiaan. Namun demikian, buku ini memperlihatkan dan membuktikan bahwa tidak selalu terjadi anak perempuan yang dilacurkan lanmtas bersikap pasrah atau sekadar bermimpi menunggu dilamar laki-laki budiman seperti dalam film Pretty Women, tetapi justru mampu menyiasati kondisi keterasingan yang dialami, mampu beradaptasi terhadap situasi dan kondisi yang dihadapinya, dan bahkan mengembangkan sebuah kesadaran baru yang lebih berdaya menghadapi tekanan hidup yang dialami, serta lebih mampu memanfaatkan kondisi ketidaberdayaan yang dialaminya sebagai kesempatan untuk memperoleh keuntungan sosial-ekonomi yang lebih signifikan bagi diri dan masa depannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar