Penjaja Cerita Cinta
harga : 35.000,-
No. ISBN 9786022553977
Penulis @edi_akhiles
Penerbit Diva Press
Tanggal terbit Desember - 2013
Jumlah Halaman 192
Kategori Romance
Text Bahasa Indonesia ·
SINOPSIS BUKU - Penjaja Cerita Cinta
Kadang yang lain, ia menggumam, "Aku percaya waktu hanyalah kesemuan. Tak patut bagi kita untuk menjadikan waktu sebagai ukuran kesungguhan ..."Pernah pula Senja bersuara, "Aku sudah lupa bagaimana rasanya lelah menunggu. Tapi, aku selalu ingat tentang kamu yang berjanji akan datang kala senja...."Jika ada cerita yang mewartakan rindu yang sangat menyayat hati pemiliknya, pastilah rindu yang dirasakan itu belumlah sepekat rindu yang bersemayam dalam hati Senja.****Kumpulan cerita dalam buku ini sungguh tak biasa. Ada beribu rasa kisah dalam setiap helainya. Ada seabrek pelajaran teknik menulis fiksi pula dalam setiap tuturnya. Anda yang penyuka cerita, ambilah buku ini. Anda yang pemimpi untuk menjadi penulis fiksi, belajarlah pada buku ini.
Konfrimasi Pelayanan Terbaru +62 877-4787-7491
General Trading, Offset Agency no wa aktif admin 08816774317 / 0877-4787-7491
Tampilkan postingan dengan label Buku › Novel & Sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Buku › Novel & Sastra. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 22 Februari 2014
Selasa, 18 Februari 2014
Gemuruh Paregreg
Gemuruh Paregreg
Kode : 9786022553168
Oleh : Wahyu HR
Harga : Rp. 65000
Ukuran : 15,5 x 24 cm
Tebal : 516
Terbit : November 2013
Penerbit : DIVA Press
Sekilas tentang isi buku
“Kita akan berjuang bersama sampai titik darah penghabisan. Jangan pernah ada prajurit Kedaton Wetan yang menyerah kepada musuh. Lebih baik mati dalam medan pertempuran dengan gagah perkasa, daripada merendahkan derajat dan harga diri kita dengan menghamba kepada Kedaton Kulon.”
***
Pasca Mahapatih Gajah Mada moksa, Kerajaan Majapahit mulai kehilangan pengaruh dan wibawanya. Kerajaan-kerajaan kecil yang menjadi bawahannya pun mulai menyatakan ingin memisahkan diri.
Selain itu, ketidaktegasan Prabu Hayam Wuruk dalam memerintah, membuat seolah-olah ada “dua matahari” dalam pemerintahan di Kerajaan Majapahit, yaitu Prabu Hayam Wuruk Sri Rajasanagara sendiri di Kedaton Kulon yang beribu kota Wilwatikta atau Trowulan dan Bhatara Parameswara Sri Wijayarajasa, paman sekaligus mertua Raja, di Kedaton Wetan dengan ibu kota Pamotan. Majapahit pun terbelah menjadi dua kekuatan: Kedaton Kulon dan Kedaton Wetan.
Hubungan antara Kedaton Kulon dan Kedaton Wetan semakin merenggang. Meninggalnya Bhatara Parameswara dan mangkatnya sang Prabu Hayam Wuruk, menyisakan konflik perebutan kekuasaan. Tinggal menunggu situasi menjadi panas membara. Akhirnya, bom waktu itu pun meledak juga dalam sebuah perang hebat bernama: PERANG PAREGREG!
Selamat membaca!
Kode : 9786022553168
Oleh : Wahyu HR
Harga : Rp. 65000
Ukuran : 15,5 x 24 cm
Tebal : 516
Terbit : November 2013
Penerbit : DIVA Press
Sekilas tentang isi buku
“Kita akan berjuang bersama sampai titik darah penghabisan. Jangan pernah ada prajurit Kedaton Wetan yang menyerah kepada musuh. Lebih baik mati dalam medan pertempuran dengan gagah perkasa, daripada merendahkan derajat dan harga diri kita dengan menghamba kepada Kedaton Kulon.”
***
Pasca Mahapatih Gajah Mada moksa, Kerajaan Majapahit mulai kehilangan pengaruh dan wibawanya. Kerajaan-kerajaan kecil yang menjadi bawahannya pun mulai menyatakan ingin memisahkan diri.
Selain itu, ketidaktegasan Prabu Hayam Wuruk dalam memerintah, membuat seolah-olah ada “dua matahari” dalam pemerintahan di Kerajaan Majapahit, yaitu Prabu Hayam Wuruk Sri Rajasanagara sendiri di Kedaton Kulon yang beribu kota Wilwatikta atau Trowulan dan Bhatara Parameswara Sri Wijayarajasa, paman sekaligus mertua Raja, di Kedaton Wetan dengan ibu kota Pamotan. Majapahit pun terbelah menjadi dua kekuatan: Kedaton Kulon dan Kedaton Wetan.
Hubungan antara Kedaton Kulon dan Kedaton Wetan semakin merenggang. Meninggalnya Bhatara Parameswara dan mangkatnya sang Prabu Hayam Wuruk, menyisakan konflik perebutan kekuasaan. Tinggal menunggu situasi menjadi panas membara. Akhirnya, bom waktu itu pun meledak juga dalam sebuah perang hebat bernama: PERANG PAREGREG!
Selamat membaca!
Rabu, 28 Agustus 2013
Berkelana Dalam Rimba
Berkelana Dalam Rimba
Pengarang : Muchtar Lubis
Penerbit : Yayasan Obor
Harga : 63,000
Tebal : 14,5 x 21 cm; xii + 186 hlm.
ISBN : 979-461-404-1
Jalan Tak Ada Ujung
Pengarang : Mochtar Lubis
- Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
- Tebal buku : vi + 167 hlm.
- Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
- Tebal buku : vi + 167 hlm.
= Harga : 30.000
- Kelebihan buku : ceritanya seperti benar-benar realis, penggambaran tokoh tidak secara langsung tapi sangat jelas perbedaan antara tokoh satu dengan tokoh lain. Settingnya dibuat sedetil mungkin.Keterangan : Cetakan pertama Balai Pustaka, 1952
Cetakan ke-1 Yayasan Obor Indonesia, April 1992
Cetakan ke-4 Yayasan Obor Indonesia, Januari 2001
Kutipan Buku:
Hujan gerimis menambah senja lekas menggelap. Guntur menghempas-hempas di ujung langit, dan cahaya kilat memancar-mancar. Terang yang ditimbulknnya amat cepatdiganti oleh gelap yang lebih pekat. Jalan-jalan kosong dan sepi. Beberapa orang bergegas lari dari hujan. Dan lari dari ancaman yang telah lama memeluk seluruh kota.
Sebuah truk penuh berisi serdadu-serdadu bermuka keras menderu di atas jalan-jalan yang kosong. Patrol yang membelok ke kanan, terus, ke kiri, ke kanan, terus, dan terus, terus di jalan-jalan yang sunyi, kosong dan sepi. Jalan dalam malam hujan gerimis gelap, jalan berliku tidak habis-habisnya. Jalan tak ada ujung.
Hujan gerimis menambah senja lekas menggelap. Guntur menghempas-hempas di ujung langit, dan cahaya kilat memancar-mancar. Terang yang ditimbulknnya amat cepatdiganti oleh gelap yang lebih pekat. Jalan-jalan kosong dan sepi. Beberapa orang bergegas lari dari hujan. Dan lari dari ancaman yang telah lama memeluk seluruh kota.
Sebuah truk penuh berisi serdadu-serdadu bermuka keras menderu di atas jalan-jalan yang kosong. Patrol yang membelok ke kanan, terus, ke kiri, ke kanan, terus, dan terus, terus di jalan-jalan yang sunyi, kosong dan sepi. Jalan dalam malam hujan gerimis gelap, jalan berliku tidak habis-habisnya. Jalan tak ada ujung.
Langganan:
Postingan (Atom)